Skip to main content

Pantai Air Manis


Lokasi

Secara geografis Batu Malin Kundang terletak di daerah Pantai Air Manis, Kelurahan Aie Mani, Kecamatan Padang Selatan, Padang, Provinsi Sumatera Barat. Untuk menuju ke lokasi wisata legenda ini Anda dapat menempuhnya dengan menggunakan kendaraan roda empat atau juga roda dua. Karena jalurnya yang sempit, maka Anda diharuskan untuk berhati-hati, walaupun jalannya sudah diaspal, tetapi lebarnya hanya 4 meter saja. Sangat disarankan agar kecepatan kendaraan Anda cukup 40 Km/jam, apalagi ketika cuaca sedang hujan. Dengan hanya menempuh lebih kurang 20-30 menit perjalanan dari pusat Kota Padang, maka Anda sudah dapat menikmati tempat ini.



Fasilitas dan Akomodasi

Jika Anda ingin berlama-lama menikmati Pantai Air Manis, Anda tidak perlu khawatir untuk mencari tempat bermalam di sekitar kawasan wisata pantai, karena tersedia penginapan dengan harga yang terjangkau, karena sebagian besar penginapan tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar. Untuk urusan makan, tersedia warung makan yang berada di sepanjang Pantai Air Manis. Selain itu beberapa fasilitas seperti tempat parkir, toko souvenir, toilet umum, persewaan papan selancar dan tempat ibadah juga sudah tersedia.

Objek Wisata

Keberadaan Batu Malin Kundang ini sangat menarik perhatian para wisatawan. Bentuknya yang menyerupai manusia ini sangat membuat banyak orang penasaran ingin melihatnya. Dan untuk mengunjungi Batu Malin Kundang ini tentunya tujuan utamanya adalah Pantai Air Manis. Pantai dengan pasir yang berwarna putih kecoklatan ini apabila air lautnya pasang naik, maka ombaknya akan menghempas batu tersebut dan bahkan dapat menutup Batu Malin Kundang ketika air laut pasang besar, maka batu-batu itu akan menyerupai dinding kapal yang sudah pecah, pastinya akan sangat terlihat indah.

Pantai Air Manis PadangTidak hanya itu, jika air laut sedang surut, Anda pun bisa berjalan sejenak ke Pulau Pisang, sebuah pulau kecil dengan luas sekitar 1 Hektar yang terletak tidak jauh dari tepian Pantai Air Manis. Perjalanan menuju pulau tersebut dapat ditempuh dengan berjalan kaki saja. Pulau ini dapat dijadikan sebagai tempat peristirahatan sementara sambil menyantap bekal makanan yang Anda bawa. Namun perlu diingat, Anda tidak bisa berlama-lama berada di Pulau Pisang ini karena beberapa jam kemudian air laut akan berangsur-angsur naik, sehingga Anda tidak dapat lagi kembali ke tepian Pantai. Seperti pantai-pantai lain, Pantai Air Manis juga bisa dijadikan tempat berselancar karena ombaknya cukup stabil. Kawasan Pantai Air Manis ini sering dijadikan para muda-mudi untuk tempat berkemah bersama. Untuk urusan kuliner Anda tidak perlu cemas karena lidah akan dimanjakan dengan berbagai masakan khas Padang.

Legenda Penduduk

Batu Malin Kundang di Pantai Air ManisTerbentuknya Batu Malin Kundang seperti itu bukanlah suatu kesengajaan atau karya dari seorang pemahat yang ahli. Namun Batu Malin Kundang terbentuk karena memang ada cerita dibaliknya. Dahulu kala, hiduplah seorang anak laki-laki yang bernama Malin Kundang. ia adalah seorang yatim dan hanya tinggal berdua saja dengan ibunya yang telah menjanda dan tua. Untuk membantu sang ibu, si Malin pun menjadi nelayan seperti almarhum ayahnya dahulu. Karena merasa kasihan dengan ibunya, Malin Kundang memutuskan untuk pergi merantau ke kota dengan niat ingin merubah kehidupan dirinya dan ibunya agar lebih baik dan tidak hidup dalam kemiskinan terus. Lalu Malin pun meminta izin ibunya agar dibolehkan pergi merantau, walau dengan berat hati merestui permintaan sang anak, sang ibu tetap merelakan Malin Kundang untuk pergi merantau.

Batu Kapal Malin Kundang, Padang, SumateraSelama di perantauan sekalipun Malin Kundang tidak pernah kembali pulang menemui ibunya. Bertahun-tahun lamanya ibunya menanti kepulangan sang anak, selama itu pula setiap ada kapal yang mendarat sang ibu mengira itu adalah anaknya, Malin Kundang. Ternyata selama di perantauan Malin Kundang telah sukses karena dapat menikah dengan seorang putri juragan kaya tempat ia bekerja dulu. Mereka saling jatuh cinta dan juragan itu menyetujui putrinya dinikahi oleh Malin Kundang karena Malin Kundang sangat gigih dalam bekerja. Lalu setelah menikah, isteri Malin Kundang sangat ingin bertemu dengan mertuanya.

Atas permintaan isterinya akhirnya Malin Kundang setuju untuk pulang ke kampung halamannya dengan menggunakan kapal besar miliknya, walaupun sebenarnya dia sangat berat hati karena ia tidak mau isterinya tahu bahwa dia berasal dari keluarga yang miskin. Kabar kepulangan Malin Kundang pun terdengar ke telinga sang ibu. Mengetahui hal itu, ibu Malin Kundang pun menunggu kedatangan kapal Malin Kundang di tepi pantai. Saat rombongan kapal Malin Kundang tiba di tepi pantai, ibu Malin Kundang langsung menghampirinya dan menyebutnya anak. Karena takut isterinya tahu, Malin Kundang menyangkal bahwa perempuan renta dan miskin tersebut adalah ibu kandungnya. Merasa tidak diakui sebagai ibu oleh anak kandungnya, ibunya pun merasa sedih dan marah, lalu ibunya pun memanjatkan doa agar Tuhan menghukum dan mengutuk anaknya menjadi batu. Saat itu langsung datanglah petir dan badai besar. Mengetahui doa sang ibu didengar Tuhan, Malin Kundang berusaha memohon maaf dengan posisi bersujud ke tanah kepada ibunya. Namun terlambat baginya karena kutukan tersebut terlanjur terjadi pada dirinya hingga ia menjadi batu, begitu juga dengan kapal dan seluruh awak kapalnya.



Popular posts from this blog

Taluak Karsiak dan Taluak Buo, Surga kecil di sudut kota padang

Taluak Karsiak dan Taluak Buo Transportasi Ke Dusun Taluak Buo  yang berada di selatan Kota Padang. Daerah ini masuk dalam kecamatan Bungus Teluk Kabung. Taluak Buo yang berpenduduk 35 KK ini adalah bagian dari Kelurahan Teluk Kabung Tengah. Setelah melewati jalur darat dari Kota Padang ke Bungus, Teluk Kabung, kita masih diharuskan menempuh perjalanan darat ke arah PLTU Teluk Sirih dengan jarak kurang lebih 30Km, dan hanya bisa di akses dengan kendaraan pribadi baik kendaraan roda dua maupun roda empat, Yang Perlu Diketahui Dari peta tersebut kita bisa lihat teluk yang nyaman untuk kita mamfaatkan sebaga lokasi memancing,.... snorkling, ataupun untuk belajar dive,... sedangkan pantai yang dihiasi oleh pohon kelapa dan ombak yang kecil bisa di mamfaatkan untuk tempat bermain anak anak,.... jangan lupa untuk sedikit care dengan cuaca yang sekarang cepat sekali berubah, jangan biarkan anak anak anda luput dari pengawasan anda karena ini adalah wisata alam yang jauh d...

Masyarakat matrilineal terbesar dunia ada di Sumatra Barat

Suku Minangkabau yang tinggal Sumatra Barat, Indonesia, ternyata merupakan masyarakat matrilineal -atau garis keturunan berdasarkan kerabat perempuan- yang terbesar di dunia. Menurut legenda, Raja Majapahit di Jawa menyatakan perang dengan Minangkabau namun kerajaan di Sumatra ini mengusulkan adu kerbau daripada perang. Kerbau Minangkabau membunuh kerbau Majapahit dengan tandukan di bagian perut. Nama Minangkabau disebut-sebut berasal dari Minang, yang artinya menang, dan kabau, yang artinya kerbau. Itulah sebabnya kenapa atap rumah dan topi kebesaran perempuan Minangkabau berbentuk seperti tanduk kerbau. Diperintah perempuan Menurut legenda pula, pada pertengahan Abad 12, Raja Maharajo Dirajo -yang mendirikan Kerajaan Koto Batu, wafat dan meninggalkan tiga bayi laki-serta tiga istri. Istri pertama, Puti Indo Jalito, kemudian mengambil alih kepemimpinan dan tanggung jawab keluarga, yang menjadi cikal bakal dari masyarakat matrilineal. Semua hak perempuan Dalam struktur sosial...

Sawahlunto, Kabupaten dengan berbagai pesona

Sawahlunto Kota Sawahlunto adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dikelilingi oleh 3 kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari 4 kecamatan dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa. Pada masa pemerintah Hindia Belanda, kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang batu bara. Kota ini sempat mati, setelah penambangan batu bara dihentikan. Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia. Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya". Cikal bakal dijadikann...